Sering Dianggap Sepele, Ini Manfaat Biji Duku Yang Jarang Diketahui
biji duku memiliki manfaat untuk kesehatan -Istimewa/Bengkulu Ekspress-
Harianbengkuluekspress.id- Musim buah duku telah tiba, sejumlah pedagang mulai bermunculan disepanjang jalan disudut kota Bengkulu.
Dikutip dari berbagai sumber, buah tropis berbentuk bulat dan memanjang dengan bulu halus kekuning-kuningan sudah sangat dipopuler di masyarakat.
Pemilik nama Meliaceae memiliki rasa manis dan sedikit asam ternyata menyimpan berbagai manfaat yang tersembunyi.
Serta memiliki kandungan berbagai nutrisi, vitamin dan mineral, seperti vitamin C,Vitamin A, Vitamin B, Mineral fosfor, magnesium dan lainnya.
Tidak hanya pada batang, kulit dan buahnya. Biji buah duku yang sebelumnya dibuang dan dijadikan sampah itu menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan.
Biji duku tekenal memiliki rasa pahit jika tidak sengaja tergigit, tak jarang orang biji duku dianggap sepele dan dijadikan sampah. Bahkan, biji duku yang kecil kerap ditelan dan masuk ke dalam tubuh memiliki manfaat luar biasa.
BACA JUGA: Anti Malaria serta Aman Buat Ibu Hamil, Berikut Manfaat Buah Duku Untuk Kesehatan
Untungnya, mengigit biji duku tidak berdampak negatif, justru sebaliknya mengonsumsi biji duku memberikan dampak positif pada kesehatan tubuh.
Peneliti dari Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB University. Prof. Darda Efendi menuturkan rasa pahit pada biji duku disebabkan sejumlah kandungan senyawa sekunder, seperti fenolik, alkaloid dan poliketida.
Disisi lain, Ketua umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, dr Inggrid Tania mengungkapkan biji duku sebenarnya tidka dianjurkan untuk dimakan langsung.
Menurutnya, secara tradisoonal biji buah duku diolah dan dimanfaatkan beberapa macam pengobatan.
"Zat antipirektik pada biji duku mampu menghambat berkembangnya enzim siklooksigenase sebagai penurun panas atau demam, "katanya.
Inggrid juga menyebutkan, manfaat biji duku juga seding digunakan sebagai obat cacing pada anak-anak serta mengatasi luka pada dinding mukosa lambung.
"Penggunaan secara tradisional ini memang penelitiannya masih sangat terbatas," terangnya.