Harianbengkuluekspress.id - Upaya Dinas Perhubungan (Dishub) kota Bengkulu memanfaatkan fungsi terminal Pasar Panorama tampaknya sulit direalisasikan. Ratusan pedagang tidak ingin pindah dan masih memadati lahan terminal. Hal ini membuat angkot terhalang untuk masuk.
"Sejauh ini masih berusaha, tetapi faktanya kita lihat sendiri dilapangan, pintu masuknya saja masih tertutupi oleh pedagang," ujar Kepala Dishub kota, Hendri Kurniawan, Selasa 11 Juni 2024.
Lanjut Hendri menjelaskan, seluruh pedagang sudah diberikan sosialisasi serta peringatan jauh-jauh hari. Namun, para pedagang bersikeras untuk tidak meninggalkan lapak mereka.
"Bahkan kita sudah atur minimal pedagang itu beri sedikit jalan lintas angkot agar bisa masuk, tetapi pedagang masih keberatan dengan alasan mereka membayar," jelasnya.
BACA JUGA:Jalan Utama Lebong 2 Kali Diterjang Longsor dan Banjir, Ini Kondisi Terkini dan Jalan Alternatifnya
BACA JUGA: Karcis Parkir Mulai Dibagikan, Ini Pesan Kepala Bapenda Kota Bengkulu
Dengan pengakuan bahwa pedagang itu membayar lapak, membuat Dishub kesulitan mensterilkan area terminal. Jika dipaksakan maka berpotensi terjadi keributan hingga berpolemik dengan pihak-pihak lain berkepentingan.
"Nah, ini yang bikin kita kesulitan untuk menertibkan terminal ini," beber Hendri.
Adapun total angkot yang masih aktif sekitar 87 angkot lima warna, sebelumnya Dishub sudah berkoordinasi dengan seluruh sopir angkot ini masuk melintasi lahan terminal pasar panorama terhitung 1 Juni 2024. Namun dengan kondisi pedagang yang sangat padat itu, membuat para sopir harus memutar dan tidak berani memaksakan masuk untuk menghindari bentrok dengan pedagang.
" Pada hakekatnya pasar di lahan terminal itu bukan pasar 24 jam, tetapi itu lokasi pasar subuh. Untuk pasar subuh itu ada aturannya sampai pukul 08.00WIB. Jika lewat dari itu maka lahan terminal harus kembali steril karena persiapan angkot untuk masuk ngetem," papar Hendri.
BACA JUGA:Usai Terbakar, Gubernur Bengkulu Tinjau SMKN 5 BU
Mengingat kondisi terminal angkot belum kondusif dan tertata sesuai harapan, membuat Dishub harus kembali bekerja ekstra melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada para pedagang. Karena, pengaktifan terminal tipe c ini merupakan amanat undang-undang. Sebagai tupoksi kerja dari Dishub, amanat itu harus dilaksanakan.
"Tetap kita coba upaya persuasif dulu, karena dengan masyarakat tidak bisa langsung dengan cara arogan. Mereka boleh tetap berjualan sampai jam 8 pagi, tetapi kita minta mereka geser sedikit untuk lintasan angkot," ucap Hendri.
Pihaknya belum dapat menargetkan kapan terminal angkot panorama ini bisa terfungsikan dengan baik, namun pihaknya akan terus berupaya mengkondisikan para pedagang tersebut.
" Kalau target kita ingin secepatnya, tetapi kita sesuaikan juga dengan kondisi dilapangan," pungkasnya. (Medi Karya Saputra)