Maka sebaiknya kamu juga gak cepat-cepat meminta pertolongannya sebelum berusaha sampai maksimal.
2. Mengukur kemampuan diri dulu
Orang yang tulus dalam membantu juga tak sembarangan. Ia harus memastikan dirinya memang mampu untuk menolongmu.
Sebab meski hatinya baik, masalahmu barangkali memerlukan orang dengan keahlian tertentu. Dia tidak bisa hanya mengandalkan ketulusan hati.
Tanpa kemampuan yang memadai, boleh jadi campur tangannya dalam permasalahanmu cuma bikin situasi lebih rumit. Walau keinginannya buat membantu besar, ia bakal menahan diri untuk tak ikut campur bila kemampuannya gak memadai.
Kalaupun dia berusaha membantu paling sekadar memberitahumu tentang orang lain yang lebih tepat untuk itu.
Kesadarannya akan kemampuan diri mestinya bikin kamu lega. Daripada ia sok tahu dan berusaha membantu, tetapi hanya membuang-buang waktu karena tidak kunjung berhasil.
Kemampuan orang yang tulus juga ada batasnya. Dia gak bisa membantumu dalam segala hal.
BACA JUGA:Perempuan Itu Suka Menangis, Benarkah? Ternyata Ini Sifat Dasarnya
BACA JUGA:BaBe Curup Layani Penukaran Uang, Segini Dana yang Disiapkan
3. Memastikan diri bersih dari kepentingan atau perlu minta sesuatu
Orang yang tulus akan melihat situasinya. Sebab, Ketulusan manusia bisa dengan mudah diwarnai oleh aneka kepentingan. Ia dapat tulus di suatu waktu, tetapi bisa berubah mengharapkan imbalan di lain keadaan.
Ini tidak selalu berarti buruk. Sebagai contoh, seseorang tulus dalam membantu kesulitan tetangga di kehidupan sehari-hari.
Tetangga butuh peralatan pertukangan misalnya, dia otomatis meminjaminya kalau punya dan lagi gak dipakai. Alat itu dapat dikembalikan kapan pun tetangga selesai.
Namun ketika teman kerja meminta bantuannya untuk suatu proyek, ia meminta imbalan karena proyek tersebut juga mendatangkan uang.
Maka sebelum menawarkan bantuan, orang yang tulus juga perlu berpikir dulu. Apakah ini saat yang tepat untuknya tidak mengharapkan apa-apa darimu atau sepantasnya ada imbalannya,