Libatkan Mahasiswa, Ini Alasan Kemdikbudristek Gelar Program Muda Berdaya Untuk Kedaulatan Pangan

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Sjamsul Hadi-Istimewa/Bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id- Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Sjamsul Hadi membuka program Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan (MBKP) Tahun 2024 di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Ia memaparkan MBKP merupakan investasi jangka panjang yang bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat tentang pangan lokal dengan memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi gagasan, minat, dan bakatnya untuk menghasilkan aksi atau karya inovatif.

Hal ini juga merupakan bentuk upaya memberdayakan ekosistem kebudayaan untuk pemulihan lingkungan berkelanjutan dan mewujudkan kedaulatan pangan.

Alasan  MBKP digelar di kabupaten Lembata,Nusa Tenggara Timur (NTT)  mahasiswa dapat menemukenali dan belajar bersama para mentor dan para pemangku adat yang mengetahui dan memahami kearifan lokal, dengan mengidentifikasi berbagai pangan lokal dan teknik-teknik memproduksinya. 

Saat ini masyarakat Lembata mengonsumsi hampir 1.000 ton beras per bulan, sementara produksi lokal hanya mencapai 488 ton per tahun dengan lahan pertanian terbatas seluas 65 hektare (data BPS Kab. Lembata, 2023).

BACA JUGA:15 Rumah Terancam Ambruk, Dinas PUPR Mukomuko Ajukan Status Tanggap Darurat Longsor untuk Sungai Manjuto

BACA JUGA:Ratusan Mahasiswa Gotong Royong Wujudkan Kedaulatan Pangan di Daerah Ini

Ketergantungan pada pasokan pangan dari luar daerah menjadi tantangan besar dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

Oleh karena itu, program MBKP 2024 hadir dengan misi menghidupkan kembali pangan lokal seperti jagung titi, beras merah, ubi, pisang, dan sorgum sebagai alternatif bahan pangan pokok yang lebih berkelanjutan.

Meski upaya budidaya pangan lokal seperti sorgum di beberapa desa telah berhasil, rendahnya minat masyarakat terhadap pangan lokal masih menjadi masalah.

Persepsi bahwa pangan lokal kurang praktis dan lebih mahal dibandingkan beras impor menjadi hambatan utama. 

Program Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan bertujuan untuk mengubah pandangan ini dengan melibatkan mahasiswa dalam upaya pengembangan dan promosi pangan lokal, serta menyebarkan kesadaran akan nilai-nilai kebudayaan dan manfaat pangan tradisional bagi masyarakat.

Dalam program ini, mahasiswa peserta MBKP diajak untuk bekerja sama dengan masyarakat lokal, menggali potensi kearifan lokal, serta mengembangkan sistem pangan yang lebih mandiri dan tangguh.

Selain itu, MBKP diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah daerah dalam memberdayakan pemuda, melestarikan budaya lokal, serta mendorong terciptanya ketahanan pangan berbasis kearifan lokal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan