140 Ekor Sapi Mati Ngorok, Ribuan Sapi Disuntik Vaksin

RENALD/BE TRC Distan BS saat melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak di Kecamatan Pino Raya, Senin 21 Oktober 2024.--

Harianbengkuluekspress.id - Penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) telah menjangkit setidaknya 140 ekor  hewan ternak kerbau hingga mati. Kabar tersebut datang dari para peternak di Kecamatan Bunga Mas.

Adapun penyakit ngorok tersebut disebabkan oleh bakteri pasteurella multocida yang menyerang saluran pernapasan pada hewan ternak. Kasus tersebut telah menyerang ternak terhitung sejak Agustus 2024 hingga Oktober 2024 lalu.

"Sampai saat ini kami peternak masih mengalami ketakutan karena ternak-ternak warga banyak yang mati mendadak. Saya saja sudah ada 7 ekor, total di wilayah kami khususnya di Desa Padang Nibung dan Kuripan ada 140 ekor,” ujar salah seorang peternak di Kecamatan Bunga Mas, Zainal Senin 21 Oktober 2024. 

Lebih lanjut, Zainal menerangkan kejadian hewan mati mendadak akibat ngorok tersebut sejak 3 bulan terakhir telah banyak merugikan masyarakat. Bahkan dikhawatirkan jika tidak segera diatasi akan dapat memberikan dampak yang lebih buruk dan kerugian yang lebih banyak.

BACA JUGA:Mobnas Ketua Dewan Segera Dibeli, Segini Jumlah Anggarannya

BACA JUGA:Kecewa Tersangka Lain Tak Ditahan, Tersangka Menilai Seperti Tebang Pilih

"Para pemilik ternak-ternak yang menjadi korban penyakit ngorok sangat khawatir dengan dampak meluasnya penyakit tersebut. Sehingga berharap penyakit tersebut dapat segera diatasi," terangnya.  

Di tempat terpisah peternak lainya, Wahyudi mengungkapkan terpaksa menyembelih ternak kerbau miliknya yang terjangkit penyakit ngorok. Tindakan tersebut sebagai upaya untuk mengantisipasi kerbau mati mendadak yang sangat merugikan.

"Jika dijual ketoke daging kerbau tersebut harganya sangat murah. Bahkan hanya Rp 5 juta padahal normalnya Rp 15 hingga 25 juta per ekornya,” keluhnya. 

Sementara itu Kepala Distan BS, Sakimin SPt menerangkan untuk mencegah penularan penyakit ngorok atau SE telah dilaksanakan vaksinasi. Sehingga diharapkan hewan ternak masyarakat lebih kebal terhadap virus SE dan bisa menekan angka kematian mendadak ternak. 

BACA JUGA:Kecewa Tersangka Lain Tak Ditahan, Tersangka Menilai Seperti Tebang Pilih

"Vaksinasi juga akan memutus mata rantai penyebaran virus SE di berbagai lokasi peternakan. Serangan SE sangat luar biasa, sepekan sudah ratusan ternak mati mendadak. Ini tidak bisa dibiarkan, dan kami langsung mengambil langkah cepat dengan melakukan vaksinasi,” ungkapnya. 

Sakimin menilai bahwa saat ini serangan SE dinilai sangat ganas. Hal tersebut dilihat dari angka kematian hewan ternak yang sangat besar, ditambah lagi hewan ternak yang terkena SE dan tidak ditangani lebih dari 24 jam bisa berakibat fatal. 

“Jika SE sudah parah, pada bagian mulut dan hidung ternak sampai keluar lendir. Tak hanya itu, ternak juga mengalami demam tinggi hingga kehilangan nafsu makan,” jelasnya.

Tag
Share