Alur Dangkal, Aktivitas Ekspor Menurun, Tongkang Kandas Berhasil Dievakuasi

Kapal tongkang pengangkut batu bara keluar dari kolam Pelabuhan Pulau Baai menuju laut lepas melewati pintu alur pelabuhan.-RIO/BE -

Menurut Joko, saat ini alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai diperkirakan berkisar minus 2,9 meter LWS. Kondisi tersebut akan akan bertambah disaat air laut pasang, rata rata sekitar 1,2 meter.

Atas kondisi tersebut, Pelindo berupaya mengatur jadwal keluar masuk kapal melewati alur pelayaran. Termasuk memberikan imbauan terhadap draft kapal agar dapat keluar masuk alur dengan aman pada saat air laut pasang.

Pelindo juga mengimbau agar pelaksanaan pemuatan ke mother vessel dengan cara Ship to Ship pada jenis cargo unggulan Bengkulu yakni batu bara. Pemuatan dimulai dari tongkang di dermaga selanjutnya di transfer ke kapal yang lebih besar di luar Pelabuhan.

"Pelindo tetap berupaya maksimal melakukan langkah-langkah guna menjamin pelayanan kepelabuhanan dapat berjalan, guna menjaga perekonomian Provinsi Bengkulu," tegas Joko.

Di sisi lain, Joko mengatakan, arus barang pada tahun 2024 tidak terlalu banyak mengalami penurunan dibanding tahun 2023 yang lalu. Pada arus barang tahun 2023 curah kering seperti Batubara, Cangkang dan lainnya mencapai 4.214.021 ton. Sementara pada tahun 2024, mengalami penurunan 3.128.640 Ton.

Kemudian, pada curah cair seperti CPO, Aspal dan lainnya, pada tahun 2023 sebesar 511.969 Ton. Sedangkan pada Januari hingga Oktober tahun 2024, hanya sebesar 361.134 Ton. Lalu untuk Peti Kemas 2023 sebesar 15.209 TEUs sedangkan tahun 2024 juga kembali turun hanya 9.145 TEUs.

Kemudian, untuk General Cargo dan Bag Cargo jenis Semen, Pupuk dan lainnya, pada tahun 2023 sebesar 101.190 Ton sedangkan tahun 2024 hanya sebesar 67.269 Ton.

Menurut Joko, saat ini Pelindo bersama dengan seluruh stakeholder terkait sedang berupaya agar alur Pelabuhan Pulau Baai secepatnya dapat dilakukan pengerukan.

Upayanya dengan melibatkan unsur Kementerian Perhubungan, Provinsi Bengkulu serta dunia usaha di Pelabuhan. Diharapkan akan ada titik temu dan solusi bersama agar permasalahan alur ini segera tertangani dengan baik sehingga perekonomian Provinsi Bengkulu dapat pulih kembali.

"Alur pelayaran membutuhkan dukungan konkret dari para stakeholder terkait guna menemukan solusi bersama dalam menanggulangi pendangkalan yang cepat ini," beber Joko.

Sementara itu, Asisten II Setdaprov Bengkulu, RA Denny SH MH mengatakan, kondisi alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu sudah sangat memprihatinkan. Karena kedalamannya hanya minus 2 meter LWS. Pendangkalan alur itu membuat kapal besar tidak bisa bersandar. Bahkan tongkang kandas telah sering terjadi.

"Setelah kita cek bersama Pak Plt Gubernur, memang kedalaman alur hanya minum 2 meter," terang Denny.

Menurut Denny, pemerintah saat ini terus mendorong agar pengerukan alur bisa cepat dilakukan. Sistem joint venture company atau kolaborasi antara PT Pelindo dengan pelaku usaha pelabuhan telah diambil, meskipun belum ada keputusan final.

Sebab, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai pemilik kewenangan pengerukan, tidak memiliki anggaran untuk menyelesaikan kondisi alur pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

"Nanti kita akan rapat untuk mencari solusinya," tambahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan