Alur Dangkal, Aktivitas Ekspor Menurun, Tongkang Kandas Berhasil Dievakuasi
Kapal tongkang pengangkut batu bara keluar dari kolam Pelabuhan Pulau Baai menuju laut lepas melewati pintu alur pelabuhan.-RIO/BE -
Denny mengatakan, dalam rapat nanti, akan mengumpulkan semua pihak yang terlibat dalam aktivitas pelabuhan. Mulai PT Pelindo, KSOP dan pelaku usaha.
Mengingat, angka harga pengerukan yang ditentukan bersama lewat sistem joint venture company itu, belum menemukan titik temu. Berdasarkan hitungan PT Pelindo, dibutuhkan anggaran sampai Rp 210 miliar. Sementara hitungan dari pelaku usaha, hanya sekitar Rp 100 miliar.
Begitupun dengan pihak yang bertanggungjawab pengerukan juga harus diputuskan. Sehingga pengerukan alur itu bisa segera dilakukan.
"Ini masih terjadi tarik menarik, antara Pelindo dan KSOP," bebernya.
Sebelumnya, Kepala UPTD Penyelenggara Penyeberangan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bengkulu, Syafril SE MsTr mengatakan, semua penumpang KMP Pulo Tello telah dievakuasi dalam keadaan baik.
Keputusan dievakuasi menggunakan Kapal Basarnas itu, sebagai solusi cepat. Sebab, KMP Pulo Tello telah tiba di depan alur Pelabuhan Pulau Baai sejak pukul 07.00 WIB. Berdasarkan hasil kesepakatan, penumpang dan sopir truk dievakuasi mulai pukul 10.30 WIB.
"Proses penjemputan menggunakan Kapal Basarnas dilakukan sebanyak 2 kali," ujar Syafril.
Kapal tongkang yang kandas di mulut alur itu, terjadi sejak Selasa, 31 Desember 2024. Alur yang dangkal, membuat tongkang tidak bisa bergerak hingga 1 Januari 2024.
Meski demikian, menurut Syafril, KM Pulo Tello yang awalnya tidak bisa masuk ke dermaga, juga telah bisa bersandar.
Semua kendaraan truk pengangkut pisang dan kendaraan umum, telah berhasil mendarat di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
"KMP Pulo Tello juga sudah bersandar dengan kondisi aman," pungkasnya. (151)