Dianggap Tak Becus Urus Pasar Kutau, Bupati Siap Copot Kadis

RENALD/BE Kondisi PTM Kutau yang belum dapat ditata secara maksimal Kamis 30 Januari 2025.--
Harianbengkuluekspress.id – Kurangnya penataan Pasar Kutau oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bengkulu Selatan menjadi sorotan tajam dari Bupati Gusnan Mulyadi. Kesemrawutan yang terjadi di pasar terbesar di wilayah Seluma, Manna, dan Kaur ini bahkan membuat kepala dinas terkait terancam dicopot dari jabatannya.
Gusnan menegaskan bahwa ketegasan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, anggaran pembangunan Pasar Kutau mencapai hampir Rp 30 miliar, jumlah yang sangat besar untuk fasilitas perdagangan di daerah.
Namun, hingga kini, penataan pedagang di dalam pasar masih belum berjalan maksimal, meskipun fasilitas seperti lapak dan kios telah disediakan. Berdasarkan laporan yang diterima Bupati, minimnya perhatian dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis dalam mengelola pasar membuat kondisi di lapangan semakin semrawut.
Akibatnya, Bupati Gusnan telah memberikan peringatan pertama kepada Kepala Dinas Perindagkop Bengkulu Selatan. Jika dalam waktu dekat tidak ada perbaikan signifikan, maka peringatan kedua akan segera diberikan.
"Kami lihat perkembangannya, apakah teguran kami ini dilaksanakan atau tidak. Jika tidak, maka akan kami berikan teguran kedua. Kalau sudah surat ketiga, ya resikonya pasti tahulah, pemberhentian," tegas Gusnan Mulyadi dihadapan awak media pada Kamis 30 Januari 2025.
Menurutnya, penataan Pasar Kutau seharusnya bisa lebih baik mengingat besarnya anggaran yang telah digelontorkan untuk pembangunan pasar tersebut. Namun, hingga kini masih banyak pedagang yang berjualan di luar area pasar, menyebabkan ketidaktertiban dan menghambat aktivitas perdagangan yang lebih nyaman dan terorganisir.
"Sebelumnya, pengelola Pasar Kutau sudah berulang kali berupaya mendorong agar pedagang yang masih berjualan di luar area pasar dapat masuk ke lokasi yang telah disediakan. Namun, berbagai upaya yang dilakukan belum membuahkan hasil yang maksimal," ungkapnya.
BACA JUGA:Suami dan Mantan Pacar Adu Pedang, Ini Luka yang Dialami Korban dan Pelaku
BACA JUGA:Produksi Ikan Air Tawar di Mukomuko Ditargetkan Bertambah, Ini Tujuannya
Gusnan mengatakan kurangnya pengawasan dari Disperindag menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banyak pedagang memilih tetap berjualan di luar pasar. Padahal, jika seluruh pedagang masuk ke dalam pasar, kondisi perdagangan akan lebih tertata, arus lalu lintas di sekitar pasar tidak terganggu, dan kenyamanan pembeli pun akan meningkat.
"Kami menginginkan pasar ini menjadi pusat perdagangan yang tertib dan nyaman. Namun, kalau OPD teknisnya tidak serius dalam menata, maka sulit untuk mewujudkan hal itu," katanya.
Gusnan kembali menegaskan bahwa ia tidak akan tinggal diam melihat kondisi ini terus berlarut. Ia berharap Disperindag segera mengambil langkah konkret untuk menata kembali pasar agar sesuai dengan harapan masyarakat dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
"Kalau tetap tidak ada perubahan, tentu ada konsekuensi bagi kepala dinasnya. Jangan sampai anggaran besar yang sudah dikeluarkan menjadi sia-sia hanya karena kurangnya pengelolaan yang baik," tegasnya.
Dengan adanya peringatan ini, diharapkan Disperindag Bengkulu Selatan segera bergerak cepat untuk menertibkan pedagang dan memastikan bahwa fasilitas yang telah dibangun dengan anggaran besar dapat dimanfaatkan secara optimal. Jika tidak, sanksi tegas berupa pencopotan jabatan bisa menjadi langkah akhir yang akan diambil oleh Bupati. (Renald)