Program CKG di Mukomuko Disambut Antusias, 2.902 Warga Terdaftar, Daerah Ini Terbanyak

Reporter: Endi |

Editor: Asrianto |

Jumat , 28 Mar 2025 - 10:25

Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Mukomuko Disambut Antusias, 2.902 Warga Terdaftar, Namun Baru 46 Persen yang hadir-Endi/Bengkuluekspress-

“Ini bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat. Kami berharap program ini bisa terus berlanjut dan partisipasi masyarakat semakin meningkat ke depannya,” pungkas Jajad.

Program CKG tidak hanya bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, tetapi juga sebagai langkah awal dalam membangun budaya hidup sehat melalui deteksi dini, pencegahan, dan penanganan lebih lanjut terhadap potensi masalah kesehatan di lingkungan masyarakat. (**)

program ckg di mukomuko disambut antusias, 2.902 warga terdaftar, daerah ini terbanyak                             harianbengkuluekspress.id- kesadaran masyarakat kabupaten mukomuko akan pentingnya kesehatan semakin meningkat, terlihat dari antusiasme warga mengikuti program cek kesehatan gratis (ckg) yang digagas oleh dinas kesehatan (dinkes) kabupaten mukomuko.
 sejak dimulai pada 10 februari hingga 20 maret 2025, sebanyak 2.902 orang telah mendaftarkan diri untuk mengikuti program yang diselenggarakan di 17 puskesmas di 15 kecamatan.
meski demikian, tingkat kehadiran peserta yang telah mendaftar masih terbilang rendah. dari total pendaftar, hanya 1.335 orang atau sekitar 46 persen yang datang dan mengikuti pemeriksaan secara langsung.
“jumlah tersebut kami catat dari hasil monitoring yang dilakukan di seluruh puskesmas pelaksana. partisipasi masih harus ditingkatkan agar program ini benar-benar memberikan dampak yang luas,” ujar jajad sudrajat, sekretaris dinas kesehatan kabupaten mukomuko. 
baca juga:rekayasa lalu lintas kota manna, jalur padang panjang ditutup sementara
baca juga:bri bo manna berbagi kebahagiaan ramadhan, salurkan puluhan bingkisan untuk anak yatim dan duafa
dalam program ini, warga mendapatkan pelayanan medical check-up (mcu) secara umum. pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui status kesehatan masyarakat, bukan untuk mendiagnosa penyakit secara spesifik. 
pemeriksaan dilakukan secara acak, mencakup semua kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia. karena itu, peserta perlu dikelompokkan berdasarkan usia agar hasil evaluasi kesehatan lebih akurat dan bermanfaat.
“program ini berbeda dari diagnosa medis. ini lebih pada langkah awal untuk mendeteksi apakah tubuh dalam kondisi sehat atau berisiko terhadap penyakit tertentu,” jelas jajad.
dinkes mukomuko juga mencatat puskesmas dengan jumlah pendaftar tertinggi, yaitu:
- puskesmas air rami dengan 450 orang
- puskesmas lalang luas dengan 400 orang
- puskesmas air manjuto dengan 335 orang
sementara itu, puskesmas dengan pendaftar terendah adalah:
- puskesmas malin deman dengan 12 orang
- puskesmas teras terunjam dengan 47 orang
- puskesmas tunggal jaya dengan 52 orang
dari sisi tingkat kehadiran peserta, puskesmas dengan capaian tertinggi adalah:
- puskesmas air rami dengan 267 orang hadir
- puskesmas retak mudik dengan 155 orang
- puskesmas kota mukomuko dengan 150 orang
sebaliknya, tingkat kehadiran terendah ditemukan di:
- puskesmas malin deman dengan 11 orang
- puskesmas penarik dengan 16 orang
- puskesmas bantal dengan 21 orang
jajad menekankan bahwa program ini merupakan upaya preventif yang sangat penting bagi masyarakat, terutama untuk wilayah seperti mukomuko yang berjarak sekitar 270 kilometer dari pusat provinsi bengkulu.
baca juga:idi siap hadirkan kebermanfaatan, dorong pola hidup sehat
baca juga:pastikan kelistrikan andal saat lebaran, ulp pln manna siaga 24 jam
dengan menyebarkan layanan kesehatan langsung ke puskesmas di berbagai kecamatan, dinkes berharap masyarakat bisa lebih mudah mengakses pemeriksaan dasar dan memahami kondisi kesehatannya secara menyeluruh.
“ini bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat. kami berharap program ini bisa terus berlanjut dan partisipasi masyarakat semakin meningkat ke depannya,” pungkas jajad.
program ckg tidak hanya bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, tetapi juga sebagai langkah awal dalam membangun budaya hidup sehat melalui deteksi dini, pencegahan, dan penanganan lebih lanjut terhadap potensi masalah kesehatan di lingkungan masyarakat. (**)