Sawit di BU Diserang Virus Aneh, Begini Dampaknya
Beginilah penampakan kelapa sawit yang terserang virus atau penyakit yang saat ini belum diketahui virus apa dan penyebabnya.-APRIZAL/BE -
harianbengkuluekspress.bacakoran.co- Kondisi tanaman kelapa sawit milik masyarakat di Kabupaten Bengkulu Utara (BU) yang mengikuti program sawit rakyat (PSR) atau yang kebun dikenal replanting terserang hama penyakit berupa daun yang menguning, mengering hingga pelepah yang mengeras.
Hal tersebut sudah dilakukan monitoring oleh pihak Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten BU dan hingga saat ini pihak Disbun BU pun belum mengetahui penyakit atau virus apa yang menyerang sawit milik masyarakat tersebut. Sehingga pihak Disbun telah bersurat ke Dirjenbun melalui DTPHP Provinsi Bengkulu dengan tujuan dapat turun memeriksa untuk mengetahui jenis dan penyebab penyakit atau virus yang menyerang sawit warga yang telah mengikuti program replanting sejak tahun 2019 lalu tersebut.
"Ya, meski kita sudah melakukan monitoring dan evaluasi, hingga saat ini kita belum mengetahui virus atau penyakit apa yang menyerang kelapa sawit milik masyarakat. Hal ini kita telah bersurat ke pihak DTPHP provinsi agar segera menindaklanjuti terhadap penyebab virus tersbeut," ujar Kepala Disbun BU, Desman Siboro SH.
BACA JUGA:Kades dan Perangkatnya di Kepahiang Diminta Tak Berpolitik, Ini Sanksinya
BACA JUGA:Lebong Raih Kuota Tarkam Kemenpora, Ini Waktu Pelaksanaannya
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi tersebut, lanjut Desman, pihak Disbun BU mencatat ada beberapa wilayah yang terjangkit virus tersebut. Diantaranya berada di wilayah Kecamatan Giri Mulya, Kerkap, Batik Nau dan Kecamatan Arga Makmur yang berada di Desa Gunung Selan yang juga merupakan daerah terbanyak yang terkena virus tersebut.
"Dari hasil monev kami, memang virus ini tersebar di 4 kecamatan yang terbanyak berada di Kecamatan Arga Makmur dan ini bukan menyerang sawit replanting saja, namun sawit milik swadaya masyarakat juga ada yang terserang virus ini," ungkapnya.
Desman pun berharap, agar hal ini dapat seger ditindaklanjuti oleh pihak DTPHP Provinsi Bengkulu, agar penyakit atau virus ini dapat segera diketahui dan dapat diobati. Jika tidak tentu hal ini akan dapat merugikan para masyarakat petani sawit. Memang sejauh ini virus tersebut tidak menyerang dari hasil produksi buah, akan tetapi dengan membuat masyarakat menjadi khawatir atas virus atau penyakit tersebut.
"Kita harap hal ini dapat segera ditindaklanjuti segera oleh pihak DTPHP Provinsi Bengkulu," pungkasnya.(Afrizal)