Harianbengkuluekspress.id- Kementerian Agama telah melakukan Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) tahun 2024.
Alhasil, Kemenag telah merilis hasil asesmen dengan menghasilkan peta kompetensi siswa, di bidang literasi membaca, numerasi, sains, dan sosial budaya.
Sebagai tindak lanjut hasil asesmen tersebut, ada dua upaya yang Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah sebagai leading sectornya. Pertama, penyediaan modul tindak lanjut AKMI dalam bentuk buku dan video. “Modul dirancang untuk memberikan panduan praktis bagi guru dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran berdasarkan hasil AKMI, serta meningkatkan pemahaman mereka terhadap kebutuhan siswa,” kata Sidik dikutip dari laman resmi Kemenag, Minggu 15 September 2024. Upaya kedua yakni melatih instruktur untuk madrasah di seluruh Indonesia. Mereka tidak hanya berperan dalam melatih guru, tetapi juga melakukan pendampingan langsung di madrasah. BACA JUGA:Pilwakot Bengkulu 2024, DISUKA Jadikan Kota Bengkulu Terang Benderang, Pasang 35 Ribu Titik Lampu Jalan BACA JUGA:Ini Langkah-langkah Mengajukan Sanggah Seleksi Administrasi CPNS 2024 Sidik mengungkapkan upaya tersebut dilakukan sebagai langkah yang diambil untuk memastikan guru mendapatkan dukungan dan pendampingan optimal dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa di lapangan. Dikatakan Sidik, pihaknya melakukan lokakarya t indak lanjut hasil AKMI 2024 dnegan melibatkan 854 peserta yang digelar secara hybrid yakni daring dan luring. "Mereka dipersiapkan sebagai instruktur dalam memastikan hasil AKMI diimplementasikan secara optimal di madrasah." jelasnya, Masih menurut Sidik, kolaborasi yang kuat di antara instruktur sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas tindak lanjut asesmen dan pembelajaran. "Kolaborasi antar instruktur merupakan kunci sukses dalam implementasi tindak lanjut AKMI. Para instruktur harus mampu menyusun perangkat observasi yang tepat guna memantau dan mengevaluasi proses pembelajaran dengan baik," kata Sidik. Sidik berharap, perangkat observasi yang dirancang dengan baik akan menjadi landasan utama untuk menyusun langkah tindak lanjut yang lebih terarah dan tepat sasaran. Hal ini akan membantu madrasah dalam mengidentifikasi dan mengembangkan potensi siswa, terutama dalam bidang literasi. BACA JUGA:KUR BNI Rp 300 Juta, Tenor hingga 5 Tahun, Berikut Tabel Angsurannya BACA JUGA:Kualifikasi Piala Asia U20, Timnas Indonesia Tuan Rumah Grup F, Ini Jadwal Tandingnya Disisi lain, Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi Madrasah, Abdul Basit, menekankan pentingnya integrasi antara literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains, dan literasi sosial budaya dalam menciptakan lingkungan belajar yang produktif. "Literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca atau menghitung, tetapi mencakup kemampuan berpikir kritis dan memahami konteks sosial serta budaya di sekitar kita. Madrasah harus mampu membentuk siswa yang kompeten di berbagai aspek literasi ini," ujar Abdul Basit. Selaku Kordinator Komponen 2 PMU REP MEQR, Abdul Basit menegaskan terselenggaranya lokakarya ini, diharapkan para instruktur, baik daring maupun visitasi, dapat lebih terarah dalam membimbing guru menyusun rencana tindak lanjut dan strategi pembelajaran. Hal ini diharapkan mampu mendorong peningkatan kualitas pendidikan di madrasah, sejalan dengan tujuan AKMI. “Mereka akan melanjutkan hasil lokakarya ini dengan melakukan pelatihan terhadap guru madrasah dalam merancang langkah-langkah praktis untuk ikut terlibat dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajaran dan kompetensi siswa di madrasah masing-masing,” pungkas Basit. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari. Peserta dibagi menjadi 31 kelas. Masing -masing kelas didampingi fasilitator dan narasumber yang berasal dari Instruktur Inti Nasional, tim Komponen 2 dan para konsultan AKMI. (**)
Kategori :