DI DESA SIDOLUHUR DAN CAHAYA NEGERI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SELUMA TAHUN 2025
Stunting merupakan suatu tanda kekurangan gizi kronis yang bisa diakibatkat oleh pola makan yang tidak tepat, puasa berkepanjangan, peningkatan angka kesakitan, dan tinggi badan yang terlalu tinggi untuk usia seseorang (TB/U), karena masalah pertumbuhan linier pada anak kecil umumnya dianggap normal selama berat badan anak memenuhi persyaratan, maka masalah tersebut sering kali diabaikan. Stunting dalam banyak penelitian telah dikaitkan dengan risiko kesakitan dan kematian yang lebih tinggi serta keterlambatan perkembangan kemampuan motorik dan mental (WHO, 2025).
Data Secara global, prevalensi stunting telah menurun, namun tantangan utama tetap ada, khususnya di wilayah dengan status pembangunan yang masih berkembang. Data WHO menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada anak di bawah lima tahun menurun dari 40,2% pada tahun 2019 menjadi 22,3% pada tahun 2022. Namun, distribusi kasus stunting secara regional menunjukkan ketimpangan yang cukup tinggi. Afrika mencatat prevalensi tertinggi pada tahun 2020 sebesar 31,7%, diikuti oleh Asia Tenggara sebesar 30,1%, dan wilayah Mediterania Timur sebesar 26,2%. Indonesia sendiri memiliki angka stunting paling tinggi. kedua di kawasan Asia Tenggara setelah Timor Leste, yakni sebesar 31,8% pada tahun 2020. Fakta ini mengindikasikan bahwa Indonesia masih dihadapkan pada masalah yang signifikan dalam upaya penanggulangan stunting secara komprehensif (WHO, 2022).
Di Indonesia, berbagai program telah dijalankan untuk menurunkan angka stunting, meskipun hasilnya masih belum optimal. Merujuk pada hasil Survei Status Gizi Indonesia (SGI) oleh Kemenkes RI, terjadi penurunan dari 24,4% pada 2021 menjadi 21,6% pada 2022 atau menurun sebesar 2,8 poin persentase. Walau terdapat perbaikan, angka ini masih belum mencapai target tahunan sebesar 3,4%. Untuk mencapai target prevalensi stunting yang telah ditetapkan pemerintah pada tahun 2024, penurunan yang dibutuhkan adalah sebesar 7,6 poin persentase dalam dua tahun, suatu target yang cukup menantang, maka dari itu, perlu adanya upaya yang lebih intensif, terintegrasi, dan tepat sasaran (Sekretariat Wakil Presiden RI, 2023).
Kondisi serupa juga terlihat di Provinsi Bengkulu yang mencatatkan prevalensi stunting cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan Studi Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2020, angka stunting di Provinsi Bengkulu yakni 35,6%. Data dari Surveilans Gizi (PSG) pada akhir tahun 2022 menunjukkan adanya penurunan menjadi 30,09%.
BACA JUGA:Pemdes Tabeak Blau I Gelar Pasar Murah
BACA JUGA:Optimalisasi Pelayanan Pencegahan Komplikasi Pada Penderita Diabetes Melitus
Sosialisasi tentang stunting pada ibu hamil dilakukan melalui kegiatan edukasi yang menggunakan berbagai metode diantaranya berupa ceramah, leaflet, booklet dan media massa untuk memberi visualisasi kepada ibu hamil tentang stunting , tanda dan gejala, faktor risiko, dan pencegahan dengan deteksi dini yang diharapkan dapat mempengaruhi cara berpikir ibu hamil tentang stunting agar menjadi lebih waspada .
Edukasi merupakan proses interaktif yang mendorong terjadinya pembelajaran, dan pembelajaran merupakan upaya penambahan pengetahuan baru, sikap dan keterampilan melalui penguatan praktik dan pengalaman tertentu (Susiyanti Evi, 2016) Kader merupakan warga masyarakat yang di pilih dan ditunjuk oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela. Kader kesehatan sebagai promotor kesehatan desa (prokes) merupakan tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas untuk mengembangkan masyarakat (Widyanto, 2014).
Provinsi Bengkulu yang mencatatkan prevalensi stunting cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Untuk itu tim dosen Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Kebidanan yang terdiri dari Mariati, SKM.,MPH, Rialike Burhan, SST.,M.Keb, Elly Wahyuni, SST.,M.Pd, Dina Anggraini, S.Tr.,M.Tr.Keb melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Pemberdayaan Kader Peduli Stunting Pada Kelompok Ibu Hamil Di Desa Sidoluhur dan Cahaya Negeri Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Tahun 2025”. (**)