Bank Sampah jadi Solusi Sampah, Pesan Gubernur Bengkulu Kepada Kader Sampah

IST/BE Gubernur Bengkulu Prof H Rohidin Mersyah menerima audiensi fasilitator kader lingkungan terkait persiapan kegiatan launching bank sampah se-Kota Bengkulu di Gedung Daerah Provinsi Bengkulu, Kamis (16/11).--

BENGKULU, BE - Gubernur Bengkulu Prof H Rohidin Mersyah optimis bank sampah dapat menjadi solusi permasalahan sampah di Kota Bengkulu. Karena peran bank sampah mampu mengelolah sampah menjadi sumber pendapatan masyarakat.

"Kalau memang ini bisa produktif nanti bisa menjadi solusi permanen terhadap persoalan sampah di Bengkulu," terang Rohidin usai menerima audiensi fasilitator kader lingkungan terkait persiapan kegiatan launching bank sampah se-Kota Bengkulu di Gedung Daerah Provinsi  Bengkulu, Kamis (16/11).

Ada sekitar 60 Kelurahan di Kota Bengkulu, lanjut Rohidin, 54 diantaranya sudah memiliki organisasi atau kelompok bank sampah. Jika memang produktif, tentu bisa dikembangkan di daerah lain. Namun sebelum program tersebut berkembang lebih jauh ke kabupaten/kabupaten, maka perlu melihat pekembangannya terlebih dahulu di Kota Bengkulu. 

"Karena memang, permasalahan sampah itu paling banyak di Kota Bengkulu ini. Kalau di kabupaten, biasanya di Ibukota Kabupatennya," tuturnya.

Sementara untuk di Kota Bengkulu, Rohidin mengatakan, hampir disemua keluruhan memiliki problem mengenai sampah. Maka hadirnya bank sempah bisa menjadi solusi. 

"Semoga berhasil," tambah Rohidin.

Rohidin mengatakan, perlu adanya keseriusan dalam melakukan perubahan yang mendasar terutama dalam pengelolaan sampah tersebut. Selanjutnya, pemahaman yang benar juga harus betul-betul ditekankan. Maka diperlukan kelompok-kelompok voluntir, masyarakat, maupun relawan yang juga didukung oleh pihak DPRD untuk melakukan perubahan tersebut.

"Maka semua pihak, juga harus mendukung," tuturnya.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu Usin Abdisyah Putra Sembiring SH mengatakan, bank sampah  persoalan sampah ini terus muncul dalam reses. Tidak hanya soal banyaknya sampah,  kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang tidak mrncukupi penampungan, juga menjadi masalah besar yang ditemukan selama ini.

"Lalu masalah banjir. Banjir cepat terjadi karena sampah-sampah yang ada di irigasi. Inilah yang menjadi alasan kenapa kemudian bank sampah ini terbentuk," ujar Usin.

Sebelumnya, menurut Usin, dua tahun lalu dewan sudah membantuk 25 titik bank sampah di Kota Bengkulu. Tahun 2023 akhir ini berkembag menjadi 54 titik atau kelompok. Dengan begitu, masyarakat dapat berusaha bagaimana yang tadinya limba pengeluaran diubah menjadi pendapatan.

"Bagi kader  di rumah tangga sudah sayang membuang sampah, karena sampah bisa diolah baik organik maupun anorganik. Ketika kesadaran itu muncul maka, terbesit untuk membuat kelompok, simpan pinjam, simpan sampahnya, diolah, lalu mereka bisa meminjam juga," bebernya.

Menurut Usin, salah satu alasan Bengkulu tidak mendapatkan Adipura ikwal permaslahan sampah tersebut. Maka kedepan, dengan terbentuknya  bank sampah Kota Bengkulu bisa kembali mendapatkan Adipura.

Kepala Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Pengendalian Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Bengkulu, Yanmar Mahadi menjelaskan, sampah menurut penelitian ada 70 persen organik dan 30 persen sampah non organik.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan