Harga Turun, Permintaan Pertamax di Bengkulu Mulai Meningkat

Petugas SPBU mengisi BBM non subsidi jenis Pertamax ke kendaraan roda dua.-IST/BE-

Harianbengkuluekspress.id - Permintaan Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi jenis Pertamax mengalami peningkatan. Hal ini terjadi seiring dengan menurunnya harga Pertamax dari Rp 13.550 per liter menjadi Rp 12.650 per liter.

Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan mengatakan, penyesuaian harga BBM non-subsidi ini merupakan kebijakan yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Sehingga permintaan Pertamax mengalami kenaikan.

"Penyesuaian ini dilakukan seiring dengan fluktuasi harga minyak dunia serta faktor-faktor ekonomi lainnya," kata Nikho, Senin 7 Oktober 2024.

Meningkatnya permintaan BBM jenis Pertamax terjadi karena selisih harga dengan Pertalite tidak begitu jauh. 

Berdasarkan data yang dimiliki Pertamina, permintaan Pertamax di Bengkulu mengalami lonjakan lebih dari 5 persen. 

BACA JUGA:Jelang Akhir Tahun, Harga Pangan Berpotensi Naik, Begini Pernyataan BPS Bengkulu

BACA JUGA:Tingkatkan Pengelolaan Sampah, DLHK dan Lapas Manna Jalin Kerjasama

"Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat tetap memilih Pertamax karena selisih harganya tidak begitu jauh," tambah Nikho.

Pengamat Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu, Dr. Ansori Tawakal SE MM mengatakan, salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan permintaan Pertamax adalah selisih harga yang tidak begitu jauh dengan Pertalite. Karena selisih harga BBM yang tidak begitu jauh, sehingga masyarakat beralih ke Pertamax. 

"Kondisi ini merupakan situasi di mana masyarakat punya pilihan selain membeli BBM subsidi," ujar Ansori.

Menurut Ansori, langkah Pertamina ini adalah strategi yang cukup efektif untuk meningkatkan penjualan BBM non-subsidi. 

"Mereka menurunkan harga Pertamax. Sehingga, mau tidak mau, masyarakat akan membeli Pertamax yang selisih harganya hanya Rp 900 per liter dibandingkan Pertalite," jelas Ansori.

Strategi yang dijalankan Pertamina ini menurutnya tak lepas dari upaya perusahaan untuk mengurangi beban subsidi yang terus meningkat. Dengan mendorong masyarakat beralih ke BBM non-subsidi, beban subsidi pada APBN dapat dikurangi. 

"Ini adalah langkah yang cerdik dari sisi bisnis, meskipun pada akhirnya yang terbebani adalah masyarakat kecil," tambahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan