Waspada Penularan HIV/AIDS, Kadinkes Provinsi Bengkulu: Ancaman Serius Kalangan Remaja
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Moh Redhwan Arif, SSos, MPH-IST/BE-
Harianbengkuluekspress.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap risiko penularan HIV/AIDS pada libur tahun baru 2025. Seruan ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Moh Redhwan Arif, SSos, MPH.
"Kami berharap masyarakat memanfaatkan malam pergantian tahun dengan melakukan kegiatan positif. Jangan sampai momen ini menjadi ajang untuk perilaku negatif seperti pesta seks atau kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS," ujar Redhwan, Senin, 30 Desember 2024.
Menurutnya, HIV/AIDS masih menjadi ancaman kesehatan serius di Bengkulu, terutama di kalangan remaja dan kelompok usia produktif. Perilaku berisiko, seperti hubungan seksual gonta-ganti pasangan tanpa pengaman dan penggunaan narkoba suntik, sering menjadi penyebab utama penularan.
BACA JUGA:Bus Wajib Masuk Terminal Air Sebakul, Begini Pernyataan Pemprov Bengkulu
BACA JUGA:Generasi Sehat, Unggul dan Berkualitas, Ini Program Pemkot Bengkulu pada 2025
"Kami terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar memahami bagaimana HIV/AIDS dapat ditularkan dan bagaimana cara pencegahannya. Ini adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas pemerintah," tambahnya.
Dinkes juga telah menggandeng berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat dan lembaga keagamaan, untuk mengkampanyekan pentingnya menjaga kesehatan dan menjauhi perilaku berisiko selama malam tahun baru.
"Kampanye ini juga bertujuan untuk mengingatkan bahwa pergantian tahun seharusnya menjadi momen refleksi dan perbaikan diri, bukan sebaliknya," jelas Redhwan.
Selain edukasi, layanan kesehatan juga disiapkan selama malam tahun baru untuk memberikan bantuan jika diperlukan. Puskesmas dan rumah sakit di Bengkulu akan tetap siaga, termasuk menyediakan layanan konseling HIV/AIDS bagi mereka yang membutuhkan.
"Tidak hanya edukasi, kami juga siap memberikan pelayanan jika diperlukan," ujarnya.
Redhwan menegaskan, selain menjaga perilaku, masyarakat juga harus menghindari stigma terhadap penderita HIV/AIDS.
"Penderita HIV/AIDS membutuhkan dukungan, bukan diskriminasi. Dengan begitu, mereka akan lebih terbuka untuk mendapatkan perawatan," tutupnya.(999)