Perayaan Imlek Sio Ular Kayu di Kota Bengkulu Penuh Khidmat

Umat Budha di Vihara Budhayana Kampung Cina Kota Bengkulu melaksanakan sembahyang perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili dengan khidmat, Rabu, 29 Januari 2025.-RIO/BE -
Disisi lain, salah seorang warga, Deta, yang datang bersama anaknya dari Kelurahan Malabero mengungkapkan alasannya hadir di perayaan ini.
"Anak saya suka melihat pertunjukan ini, dan kebetulan lagi masa liburan kan, makanya saya bawa ke sini. Karena ini hanya ada satu tahun sekali juga kan," ucapnya dengan senyum.
Deta bahkan mengaku sudah berada di Vihara Buddhayana sejak pukul 08.00 WIB agar tidak ketinggalan menyaksikan pertunjukan.
BACA JUGA:Gaji PPPK Paruh Waktu Tergantung OPD, Paling Besar Setara UMP
BACA JUGA:APH Rebutan Pengusutan Honor Siluman, Akankah Sama dengan Pengusutan Dana Fiskal Stunting?
"Iya, biar tidak ketinggalan melihat pertunjukannya," ujarnya singkat.
Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 juga berlangsung meriah di Gereja Katolik Paroki St. Yohanes Penginjil Bengkulu.
Tidak hanya diikuti oleh komunitas Tionghoa, umat Katolik dari berbagai latar belakang juga turut serta dalam perayaan ini sebagai wujud kebersamaan dan penghormatan antarumat beragama. Perayaan yang dipimpin oleh Romo Paulus Sarmono ini dipenuhi dengan suasana hangat dan penuh makna.
Romo Paulus menegaskan bahwa Imlek bukan hanya milik satu kelompok saja, tetapi juga dapat dirayakan oleh semua orang sebagai bentuk perenungan dan kebersamaan.
“Tahun Baru Imlek sebenarnya adalah tahun baru untuk semua. Warga Katolik juga ada yang merayakan, dan tradisi ini mengajarkan kita untuk saling menghormati serta menghargai satu sama lain,” ujar Romo Paulus.
Pada perayaan tahun ini, gereja mengangkat refleksi bertajuk 'Cahaya Telung', yang memiliki makna mendalam dalam kehidupan sosial dan spiritual umat.
Romo Paulus menjelaskan bahwa tema tersebut mengajak setiap orang untuk menjadi cahaya bagi sesama, menyebarkan kebahagiaan, kebaikan, dan kedamaian.
“Tahun ini, kita merenungkan tentang Cahaya Telung, yaitu bagaimana kita bisa menjadi terang bagi sesama. Membawa kebahagiaan, kebaikan, dan kedamaian,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Romo Paulus menekankan pentingnya kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Ia mengajak umat untuk menjadikan Imlek sebagai momentum berbagi dan menebarkan kasih kepada sesama.
“Menjadi terang itu juga berarti berbagi dengan orang-orang yang kekurangan. Seperti membantu mereka yang membutuhkan, itulah maknanya menjadi penerang bagi sesama,” ucapnya.