50 Persen Warga Terpapar ISPA, Begini Penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang

Kepala Dinkes Kepahiang, H Tajri Fauzan MSi.--
Harianbengkuluekspress.id- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu memastikan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi salah satu penyakit yang paling banyak menjangkiti masyarakat Kabupaten Kepahiang. Berdasarkan data yang dimiliki Dinkes Kepahiang, lebih dari 50 persen jumlah total warga Kabupaten Kepahiang saat ini dinyatakan terpapar penyakit tersebut.
Kepala Dinkes Kepahiang, H Tajri Fauzan SKM MSi menuturkan kepada BE, Sabtu, 22 April 2025, "Kalau jumlahnya ada banyak, namun bisa kami jelaskan bahwa berdasarkan data yang kami himpun sepanjang 2024, total pengidap ISPA di Kabupaten Kepahiang ini mencapai 60 persen dari jumlah total penduduk secara keseluruhan."
Menurut Tajri, penyebab banyaknya masyarakat yang terjangkit ISPA ini sendiri adalah lantaran perubahan cuaca yang tidak menentu, serta terhirup debu akibat banyaknya aktivitas di luar ruangan. Kondisi ini dapat terjadi pada beberapa organ pernapasan, seperti sinus, faring, laring hingga hidung. ISPA salah satu penyakit menular dan rentan mengenai anak-anak, yang imunitasnya masih dalam perkembangan.
"Ada banyak faktor penyebabnya, namun penyakit ini memang sangat rentan terjadi saat perubahan cuaca dan juga banyaknya aktivitas di luar ruangan," sambungnya.
BACA JUGA:122 Desa Diminta Cairkan DD, Ini Pernyataan Kepala Dinas PMD Kabupaten Rejang Lebong
BACA JUGA:Seluruh Komponen Wujudkan Swasembada Pangan, Ini Imbauan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang
Meskipun bukan tergolong penyakit berbahaya, namun ISPA ini tetap perlu di wasapadai. Sebab menurut Tajri, bukan tidak mungkin akibat saluran pernafasan yang terganggu, penyakit ini bisa saja mengancam nyawa para pengidapnya.
"ISPA penyakit peradangan yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Infeksi inidapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan lansia," demikian Tajri. (Doni Parianata)