Harga Telur Mulai Melonjak, Konsumen Resah, Sekarang Jadi Segini
Harga Telur Mulai Melonjak, Konsumen Resah, Sekarang Jadi Segini-MG3/Bengkulu Ekspress-
Harianbengkuluekspress.id – Harga Telur di daerah Bengkulu mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Harga telur melonjak tajam.
Hal itu menciptakan kekhawatiran di kalangan konsumen dan mengundang perhatian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dari titik terendahnya sebesar Rp 25.400 per kilogram, harga telur ayam ras segar kini mencapai kisaran Rp 27.650 per kilogram, membuat perubahan yang signifikan dalam pasar lokal.
Lonjakan harga yang tajam ini telah menarik perhatian para konsumen, pedagang, dan pelaku industri peternakan di Bengkulu. Banyak yang mencoba untuk memahami penyebab di balik kenaikan harga yang cukup signifikan ini.
BACA JUGA:Harga Telur di Pasar Purwodadi Naik, Begini Pengakuan Pedagang
BACA JUGA:Telur di Pasar Panorama, Segini Harganya
"Kenaikan harga telur memang membuat kami sebagai penjual merasa khawatir. Kami juga harus menyesuaikan harga jual kami dengan kondisi pasar yang terus berubah. Kami berharap agar situasi ini segera stabil sehingga kami bisa memberikan harga yang lebih terjangkau kepada pelanggan kami," ungkap Bapak Ahmad kepada BE, Rabu 7 Februari 2024
Para Penjual di pasar menduga bahwa kenaikan biaya produksi menjadi salah satu penyebab utama dari lonjakan harga ini.
Biaya produksi yang meliputi pakan ternak, biaya operasional, dan faktor-faktor lainnya telah mengalami peningkatan,
Hal itu memaksa peternak untuk menaikkan harga jual telur untuk menutupi biaya produksi yang semakin tinggi.
Reaksi konsumen terhadap kenaikan harga telur juga bervariasi. Sebagian konsumen merasa terbebani oleh kenaikan ini, terutama bagi mereka yang memiliki anggaran belanja terbatas.
"Kenaikan harga telur membuat saya harus merancang ulang anggaran belanja bulanan saya. Telur adalah sumber protein penting bagi keluarga saya, jadi ini adalah masalah yang signifikan," ungkap Ibu Ratna, seorang ibu rumah tangga.
Namun, ada juga konsumen yang mencoba untuk mencari alternatif lain dalam memenuhi kebutuhan protein mereka.
Beberapa memilih untuk membeli jenis makanan lain yang lebih terjangkau, sementara yang lain memilih untuk mengurangi konsumsi telur atau mencari alternatif pengganti telur dalam masakan mereka.