OJK Bengkulu Minta Masyarakat Mewaspadai Investasi Bodong, Begini Modusnya

Kepala OJK Provinsi Bengkulu, Tito Adji Siswantoro minta masyarakat mewaspadai investasi bodong.-Istimewa/Bengkulu Ekspress -

Harianbengkuluekspress.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai investasi bodong yang bergerak menggunakan sistem Multi Level Marketing (MLM).

Pasalnya sejak 2011 hingga 2023, kerugian yang dialami masyarakat akibat kegiatan investasi tersebut di Indonesia mencapai ratusan triliun.

Kepala OJK Provinsi Bengkulu, Tito Adji Siswantoro mengatakan, investasi bodong masih terus mengintai masyarakat Indonesia termasuk Bengkulu. Hal tersebut disebabkan banyaknya masyarakat yang tergiur dengan keuntungan besar yang ditawarkan. 

Bahkan tidak tanggung-tanggung pendiri investasi bodong mampu memberikan keuntungan hingga 40 persen per bulan dari modal yang diinvestasikan.

BACA JUGA:Harga Cabai Merah Melejit, Segini Harganya

BACA JUGA:Pedagang Baju Merugi Rp 5 Juta, Ini Dia Modus Pencurinya

"Karena mereka tergiur dengan keuntungan atau imbal hasil yang diterima, maka mereka tergiur, padahal itu adalah jebakan agar mereka bisa mendapatkan uang dari masyarakat," kata Tito, Minggu 7 April 2024.

Setelah pendiri investasi bodong mendapatkan uang dari masyarakat, pada tahap awal mereka akan rutin memberikan pengembalian sesuai yang dijanjikan. Hal ini dilakukan untuk memancing masyarakat lainnya agar ikut bergabung dan berinvestasi di perusahaan investasi bodong tersebut. Namun, setelah beberapa bulan bahkan satu tahun berjalan, jika uang dari masyarakat telah dirasa cukup dan sesuai dengan target yang diharapkan. Maka pemilik investasi bodong akan kabur dan membawa kabur uang masyarakat tersebut. 

Uang yang dibawa kabur tersebut tak tanggung-tanggung jumlahnya bahkan nilainya sangat besar mencapai triliun rupiah.

"Kalau kita hitung total kerugian akibat investasi bodong selama 10 tahun terakhir mencapai ratusan triliun berdasarkan laporan dari kepolisian di Indonesia," ujar Tito.

Oleh karena itu, Tito berharap masyarakat dapat mewaspadai investasi bodong dengan cara mengenal ciri-cirinya. 

Ia membeberkan, ciri-ciri perusahaan investasi bodong biasanya menjual produk barang dengan harga yang tidak wajar. Padahal produk yang dijual hanya sebagai tempelan kedok bisnis saja. 

Bonus aktif diperoleh dari perekrutan (member get member dapat bonus). Kemudian bonus pasif diperoleh berdasarkan persentase nilai investasi yang ditanamkan. Selanjutnya payout hasil bonus keuntungan tidak masuk akal. Contohnya, satu minggu 10 persen, tiga minggu 20 persen. Selain itu member boleh memiliki lebih dari satu akun alias bergabung berkali-kali.

"Jadi masyarakat jangan mudah tergiur dengan keuntungan yang besar, tapi pahami sistemnya, kalau mereka meminta menjadi member dan diharuskan membeli barang serta kalau mau lebih untung harus mencari member lagi bisa dipastikan itu investasi bodong dengan sistem MLM," tuturnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan