Harianbengkuluekspress.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu mengusulkan anggaran tambahan dalam APBD Kota Bengkulu, untuk mendukung kegiatan fogging DBD. Pasalnya, selama ini dana fogging tidak masuk dalam APBD, melainkan dibiayai hasil swadaya pejabat di dinas kesehatan, serta pemanfaatan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) puskesmas.
"Fogging yang dilakukan itu sangat terbatas karena hanya mengandalkan BOK yang ada di puskesmas, sedangkan dari APBD belum ada," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Joni H Tabrani, Minggu, 4 April 2024, kepada BE.
Untuk kebutuhan fogging yang bisa dilakukan satu puskesmas hanya 5 kali dalam setahun. Hal ini akan sangat kurang jika angka kasus DBD sedang tinggi-tingginya. Apalagi di bulan Maret lalu menjadi puncak kenaikan DBD, dan di beberapa kelurahan sudah dilakukan fogging.
"Selain itu pemeliharaan alat fogging juga tidak ada, sedangkan alat-alat itu butuh perawatan atau pergantian yang membutuhkan biaya," jelasnya.
BACA JUGA:334 Calon PPK Tes CAT, Setelah Berhasil Lolos Pada Seleksi Tahap Ini
BACA JUGA:FIFGROUP Resmikan Kampung Berseri Astra Binaan Pertama di Kota Depok
Akibat keterbatasan biaya dan sarana ini membuat Dinkes tidak bisa mengakomodir permintaan fogging secara keseluruhan. Selagi kasus diwilayah itu masih rendah maka hanya dilakukan pencegahan dan sosialisasi saja. Namun jika sudah ada lebih dari 10 yang positif DBD di dalam lingkungan yang sama, maka fogging ini menjadi langkah terakhir yang harus dilakukan.
"Dari data terakhir 171 kasus yang ada, yang bisa kami fogging itu hanya 66 tempat," tukasnya.
Disisi lain, untuk tren kasus DBD di bulan Mei sudah jauh menurun, terakhir kasus DBD terjadi pada April yang hanya 9 kasus. Jumlah ini tidak lagi berkembang karena sudah dilakukan upaya masif oleh Dinkes bersama Puskesmas dalam melakukan pencegahan kembang biak nyamuk Aedes Aegepty. Dinkes menargetkan pada Mei ini bisa terwujud zero kasus DBD.
" Penurunan angka DBD ini berkat dukungan banyak pihak termasuk aksi tanggap puskesmas di lingkungan masing-masing. Mulai dari sosialisasi, fogging, penyebaran bubuk abate ke masyarakat," beber Joni. (Medi Karya Saputra)