Tak Ada Migrasi Gas Melon, Ini Kata Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Sumbagsel

IST/BE Salah satu pangkalan gas elpiji di Kota Bengkulu.--
Harianbengkuluekspress.id - Meskipun harga elpiji nonsubsidi 5,5 kilogram (kg) mencapai Rp 94 ribu dan elpiji 12 kg Rp 194.000, namun hingga saat ini belum ada migrasi pengguna ke elpiji subsidi. Bahkan Pertamina mengklaim pengguna elpiji nonsubsidi tetap banyak di Bengkulu.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan mengaku, berdasarkan data Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Selatan tidak terlihat perubahan jumlah pengguna gas melon. Secara proporsi kebutuhan gas melon di Bengkulu masih 95 persen.
"Sementara elpiji nonsubsidi masih 5 persen. Sampai saat ini tidak ada perubahan yang berarti," kata Nikho, Kamis 20 Februari 2025 saat diwawancara BE.
Ia menambahkan, kuota elpiji subsidi sudah ditetapkan pemerintah. Termasuk untuk tahun ini. Sehingga potensi kelangkaan akan sangat minim terjadi.
BACA JUGA:Semalam, 2 Motor Raib, di Sini Lokasinya
"Kami tidak melihat ada potensi kelangkaan. Saat Lebaran kemarin juga kami siapkan penambahan fakultatif, sesuai permintaan pemerintah daerah. Tinggal koordinasi dengan kami soal penambahan barang, sesuai kuota yang ditetapkan," tambah Nikho.
Ia menyebut, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap pasokan gas melon. Selama pelaku usaha masih dalam kategori mikro, tetap boleh memakai. Lain cerita jika usahanya di atas mikro. Seperti usaha kecil, menengah, bahkan besar.
"Makanya kami menghimbau bagi usaha yang non mikro atau masyarakat yang mampu, agar menggunakan elpiji nonsubsidi. Karena peruntukannya jelas," tuturnya.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Happy Wulansari mengaku, hingga saat ini belum ada penyesuaian harga elpiji nonsubsidi. Biasanya penyesuaian telah mempertimbangkan kondisi, serta kemampuan pasar elpiji nonsubsidi. Selain itu, harga ini masih kompetitif dibandingkan berbagai negara di ASEAN.
BACA JUGA:SMAN 4 BS Konsisten Lestarikan Adat Kedurang, Peringati HUT ke-34
"Belum ada penyesuaian harga elpiji baik subsidi dan nonsubsidi. Untuk subsidi tetap mengacu harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah setempat," tutupnya. (Rewa Yoke)