Pasca-Serangan Harimau, Desa Tunggal Jaya Mulai Pulih, Warga dan Pekerja Diminta Tetap Waspada
Pasca-Serangan Harimau, Desa Tunggal Jaya Mulai Pulih, Warga dan Pekerja Diminta Tetap Waspada-ilustrasi/Bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id- Setelah seminggu dihantui suasana mencekam akibat serangan harimau yang menewaskan seorang pemuda, aktivitas warga Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, Kabupaten Mukomuko, kini mulai pulih.
Pada Senin 13 januari 2025, sekolah-sekolah yang sebelumnya sempat diliburkan telah kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka, sementara warga mulai kembali beraktivitas di kebun.
Pj Kepala Desa Tunggal Jaya, Bujang Selamat, SE, mengungkapkan bahwa kondisi desa perlahan berangsur normal setelah tidak ada lagi laporan keberadaan harimau di wilayah tersebut. Namun, ia tetap mengingatkan warga untuk berhati-hati.
“Alhamdulillah, aktivitas warga sudah kembali normal. Sekolah tatap muka juga sudah kembali berjalan. Namun, kami terus mengimbau warga untuk tetap waspada karena harimau belum tertangkap,” ujar Bujang, Senin 13 Januari 2025.
BACA JUGA:Lihat Harimau, Langsung Laporkan dan Warga Kembali Beraktifitas, Ini Pesan BKSDA Mukomuko
BACA JUGA:Harimau Berpindah dengan Cepat, Sudah Masuk Wilayah Desa Air Dikit, 3 Perangkap Tak Dilirik
BKSDA masih memasang perangkap box trap di lokasi tempat harimau pertama kali menyerang. Menurut Bujang, perangkap ini akan dipasang selama 21 hari sesuai standar operasional prosedur (SOP) BKSDA.
“Perangkap masih terpasang di dekat lokasi serangan pertama. Kami berharap langkah ini segera membuahkan hasil, sehingga warga bisa benar-benar tenang,” tambahnya.
Meski kondisi Desa Tunggal Jaya mulai kondusif, harimau dilaporkan terpantau di lahan perkebunan PT Agro Mukomuko MME Air Dikit.
Jejak-jejaknya terlihat jelas di area tersebut, dan beberapa karyawan perusahaan mengaku melihat langsung harimau di lokasi.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Mukomuko, Drs. Marjohan, meminta pihak perusahaan untuk memastikan keselamatan para pekerja.
"Kami berharap perusahaan memperketat pengawasan di lapangan untuk melindungi pekerja dari kemungkinan serangan harimau. Meski aktivitas tetap berjalan, penting untuk memastikan tidak ada korban lagi,” ujar Marjohan.
Marjohan menyarankan pekerja di area perkebunan untuk bekerja secara berkelompok dan melibatkan pengawas guna meminimalkan risiko serangan.
“Kerja berkelompok dan adanya pengawas bisa menjadi solusi sementara. Intinya, jangan sampai ada korban lagi, khususnya dari kalangan buruh,” tegasnya.