Kesadaran Pendaki Bukit Kaba di Rejang Lebong Masih Rendah, Ini Penyebabnya

Anggota Pokdarwis Sumber Urip saat melakukan sweeping sampah di kawasan TWA Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong.-IST/BE-
harianbengkuluekspress.id - Kesadaran para pendaki yang melakukan pendakian ke Gunung Kaba atau Bukit Kaba untuk menjaga kebersihan lingkungan masih rendah. Hal tersebut terlihat dari banyaknya sampah yang ditinggalkan para pendaki khususnya dikawasan puncak Bukit Kaba.
"Dari banyaknya sampah yang kita temukan di kawasan puncak Bukit Kaba ini menunjukkan kesadaran para pendaki selama ini masih cukup rendah," terang Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sumber Urip, Yulian Adi Pratama.
Dijelaskan Adi, sampah-sampah yang ditinggalkan para pendaki di puncak Bukit Kaba tersebut adalah sampah plastik mulai dari botol bekas kemasan air minum, kantok plastik, bekas kemasan makanan dan lainnya termasuk bekas sesajen masyarakat.
Banyaknya sampah sisa pendakian di kawasan puncak Bukit Kaba tersebut diketahui setelah pihaknya melakukan sweeping atau pembersihan sampah di kawasan puncak Bukit Kaba. Dimana dari sweeping yang mereka lakukan tersebut, pihaknya berhasil mengumpulkan puluhan karung sampah dengan beratnya mencapai ratusan kilo.
"Setelah kita kumpulkan sampah-sampah yang tersebut langsung kita turunkan dari puncak Bukit Kaba," kata Adi.
BACA JUGA:Puluhan Mahasiswa UIN Bengkulu Gagal Study Tour, Agar Travel Perjalanan Tak Bertanggung Jawab
BACA JUGA:Diakhir Masa Jabatan, Bupati dan Wabup Kepahiang Diberi Gelar Adat, Ini Namanya
Bahkan menurut Adi, jumlah sampah tersebut bisa saja akan terus bertambah, menginggat kegiatan sweeping terhadap sampah di kawasan puncak Bukit Kaba tersebut akan terus mereka lakukan khususnya selama masa penutupan pendakian Bukit Kaba saat ini.
"Dalam melakukan kegiatan pembersihan tersebut pihaknya melibatkan sebanyak 20 orang anggota Pokdarwis Sumber Urip," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Bengkulu Lampung, Said Jauhari SHut MSi menjelaskan, bahwa penutupan TWA Bukit Kaba tersebut dilakukan selama dua bulan yaitu terhitung dari tanggal 20 Januari hingga 19 Maret 2025.
"Salah satu tujuan dari penutupan sementara kawasan TWA Bukit Kaba ini adalah untuk pemulihan ekosistem," terang Said Jauhari.
Dimana katanya, melalui penutupan tersebut bisa memberikan waktu bagi tanaman yang rusak karena aktivitas pendakian bisa tumbuh kembali. Selain itu selama dilakukan penutupan juga dilaksanakan kegiatan pembersihan TWA Bukit Kaba dari sampah.
Penutupan TWA Bukit Kaba sendiri, hanya dilakukan di pintu masuk melalui Desa Sumber Urip Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong. Sedangkan untuk pendakian ke kawasan Bukit Hitam yaitu melalui Desa Air Sempiang Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang tetap dibuka.
Untuk diketahui, Bukit Kaba merupakan salah satu Gunung Api aktif di Provinsi Bengkulu. Gunung ini menjadi primadoni para pendaki baik dari dalam maupun luar Provinsi Bengkulu untuk melakukan pendakian terutama di akhir pekan maupun hari libur nasional.(ari)