Stok Elpiji 3 Kg Ditambah, BBM Subsidi untuk Bengkulu Diklaim Aman

Wakil Gubernur Bengkulu, Mian didampingi Kadis ESDM Provinsi Bengkulu, Doni Swabuana, Tim Pertamina dan pihak terkait melakukan sidak ke sejumlah pangkalan gas 3 Kg di Kota Bengkulu, Rabu, 19 Maret 2025. -RIO/BE -
Harianbengkuluekspress.id - Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu, Ir. H. Mian mengklaim stok Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan gas elpiji subsidi 3 Kg aman menjelang lebaran Idul Fitri 2025. Hal tersebut berdasarkan hasil sidak yang dilakukan Wagub, Rabu, 19 Maret 2025.
Setidaknya ada 3 pangkalan yang ditinjau Wagub bersama pihak Pertamina. Yaitu, Agen PT Integra Saran Niaga, Pangkalan Bulang Putra Kelurahan Panorama, Agen Kartika Buana Raflesia, Pangkalan Bramson YS Kelurahan Lingkar Barat, dan Agen PT Sumber Petrolina Jaya, Pangkalan Khairunisak, Kelurahan Sawah Lebar.
Wagub Mian mengatakan, kondisi gas elpiji subsidi stoknya masih dalam kondisi aman. Hanya saja, terjadi perbedaan harga antara pangkalan dan warung pengecer.
BACA JUGA:Mantan Dirut RSUD Kabupaten Bengkulu Selatan Dituntut Paling Tinggi, Ini Kasus yang Menjeratnya
BACA JUGA:Geledah 2 Lokasi, Jaksa Sita 70 Dokumen Dugaan Korupsi Uang Kas Perbankan di Kota Bengkulu
"Kalau di Kota Bengkulu, kondisi di pangkalan sangat normal. Masyarakat ada yang membeli lewat pangkalan dan ada yang di warung. Memang terjadi perbedaan harga, antara warung dan pangkalan, sekitar Rp 2 ribu sampai 3 ribu. Masih sangat wajar perbedaannya," terang Mian usai sidak.
Dijelaskannya, perbedaan harga antara pangkalan dan warung itu hal wajar. Jika di pangkalan dengan harga Rp 19 ribu, sementara di tingkat warung dengan harga Rp 23 ribu. Artinya, tinggal lagi masyarakat menentukan pilihannya untuk membeli ditingkat warung ataupun pangkalan.
"Kalau di warung itu dijual Rp 23 ribu, masih sangat wajar," tuturnya.
Meski begitu, Mian meminta kepada semua pangkalan untuk menempel harga gas elpiji subsidi Rp 19 ribu. Sehingga masyarakat bisa mengetahui harga di tingkat pangkalan.
"Silakan pangkalan membuat stiker untuk HET Rp 19 ribu," tambah Mian.
Mian menegaskan, terjadi perbedaan jauh harga antara pangkalan dengan tingkat warung itu rata-rata di kabupaten. Sebab, berdasarkan laporan masyarakat yang masuk ke dirinya, harga gas melon itu hampir mendekati Rp 30 ribu per tabungnya. Tentu kondisi ini harus dihentikan.
"Kita sudah turunkan tim, untuk mengecek kondisi tersebut. Apa yang menjadi penyebabnya. Apakah suplainya yang terlambat atau ada masalah lain," tuturnya.
Jika masalah suplai, Mian meminta Pertamina untuk mempercepat suplai gas elpiji subsidi di tingkat pangkalan. Sehingga perbedaan harga tidak terjadi jauh di tingkat kabupaten. Sebab, harga yang mahal dibanding HET itu, akan merugikan masyarakat.
"Kita lihat apa masalahnya. Kita juga telah minta Pertamina, jangan sampai terlambat distribusinya ke daerah," ujar Mian.