Wacana Libur Sebulan Selama Puasa Ramadan, MUI Ungkap Begini

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Komunikasi, Cholil Nafis-Istimewa/Bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id- Wacana libur sebulan selama bulan puasa  ramadan santer diperbincangkan.

Pada umumnya, meskipun ada libur panjang selama Ramadan, kegiatan pembelajaran tetap dilanjutkan hingga mendekati awal Ramadan, dengan banyak sekolah mengatur jadwal yang lebih fleksibel pada minggu-minggu terakhir sebelum liburan.

Wacana libur selama satu bulan selama puasa ramadan  inipun menjadi pro dna kontra di masyarakat. 

Terkait hal itu , Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Komunikasi, Cholil Nafis angkat bicara.  Ia mengatakan bahwa wacana libur sekolah selama satu bulan penuh selama bulan Ramadhan perlu dikaji lebih mendalam.

BACA JUGA: Wacana Libur Sebulan Selama Bulan Puasa, Ini Kata Mendikdasmen

BACA JUGA:Pro dan Kontra, Begini Sejarah Libur Sekolah Selama Sebulan Puasa Ramadan

Alasan pengkajian ulang itu, lantaram tidak semua murid di sekolah umum beragama Islam. “Karena kurikulum dan waktu belajar yang berbeda, pesantren (libur selama sebulan selama Ramadan) mungkin bisa dilakukan. Beberapa pesantren sudah libur panjang seminggu sebelum Ramadan, dan beberapa pesantren mulai seminggu setelah Ramadan. Itu hampir 45 hari libur,” kata Cholil. 

Ia menegaskan bahwa ekolah-sekolah negeri perlu menyesuaikan kurikulumnya. Cholil juga  menilai yang diributkan bukan soal libur atau tidak, tapi soal produktivitas siswa.

“Tapi untuk masyarakat umum, saya pikir mereka perlu menyesuaikan kurikulum. Tapi menurut saya, ini adalah masalah produktivitas, bukan hari libur, tentang pelajaran mana yang lebih bermanfaat"tegasnya.

BACA JUGA:UN Kembali Digelar Dengan Nama Berbeda, Mendikdasmen : Tunggu Pengumuman Resminya

BACA JUGA:Jelang Pergantian Tahun 2025, PPN 12 % Batal Naik Prabowo : Prioritaskan Kepentingan Rakyat

Cholil  menilai dan mempercayai selama bulan puasa  siswa lebih baik bagi siswa untuk melanjutkan studi mereka di sekolah. Para pendidik juga bisa memasukkan banyak kegiatan untuk memperkuat pendidikan karakter dan spiritualitas selama Ramadan.

“Saya berharap Ramadan tetap ada di sekolah, tetapi kurikulum dan pengajaran di sekolah lebih banyak tentang pendidikan karakter dan peningkatan spiritualitas. Saat ini, banyak agama yang hanya mengajarkan, tidak mendidik,” kata Cholil.

Ia juga menambahkan bahwa “Mungkin ini penting, karena ada banyak kegiatan yang mengaitkan pendidikan karakter dalam aspek agama, mengajarkan pendidikan agama selama bulan Ramadhan bagi umat Islam, menyisipkan pendidikan agama yang masuk ke dalam ajaran mereka,” lanjutnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan